Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori behavioristik dalam proses pembelajaran, diantaranya: perhatian guru kepada peserta didik sangat penting untuk dilakukan, lingkungan belajar harus diperhatikan, mengutamakan pembentukan tingkah laku dengan cara latihan dan pengulangan, serta proses belajar mengajar harus dengan stimulus dan respon.
Ciri khas teori behaviotistik
Mementingkan pengaruh lingkungan
Mementingkan bagian-bagian (elementalistik)
Mementingkan peranan reaksi
Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar
Mementingkan sebab-sebab di waktu yang lalu
Mementingkan pembentukan kebiasaan, dan
dalam pemecahan problem, ciri khasnya “trial and error”.
Kekurangan teori belajar behavioristik
Tidak semua pelajaran dapat memakai teori belajar behavioristik
Guru diharuskan untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap
Perta didik diarahkan untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan memposisikan perta didik sebagai murid pasif
Dalam proses belajar mengajar, perta didik hanya bisa mendengar dan menghafal yang didengarkan
Peserta didik membutuhkan motivasi dari luar dan sangat bergantung pada guru.
Kelebihan teori belajar behavioristik
Guru akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat kondisi belajar mengajar
Guru lebih sering membiasakan peserta didiknya untuk belajar mandiri, tetapi ketika peserta didik kesulitan baru bertanya kepada guru
Dapat mengganti cara mengajar (stimulus) yang satu dengan stimulus lainnya hingga mendapatkan apa yang diterima oleh peserta didik (respon).
Dengan teori belajar ini sangat cocok untuk mendapatkan kemampuan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan.
Teori ini bisa membentuk perilaku yang diinginkan. Dengan kata lain, perilaku yang berdampak baik bagi peserta didik diberi perhatian lebih dan perilaku yang kurang sesuai dengan peserta didik perhatiannya dikurangi.
Karyawan adalah aset jangka panjang untuk perusahaan. oleh karena itu, perusahaan akan menyeleksi orang berkompeten sesuai dengan kebutuhan yang mampu memajukan perusahaan ke arah yang lebih baik. Proses rekrutmen dan seleksi SDM merupakan cara bagi lembaga atau perusahaan untuk mendapatkan SDM yang terbaik dan sesuai dengan visi misi yang telah menjadi hal penting bagi lembang atau perusahaan. Dan merupakan proses penting yang ada dalam perusahaan. hal ini karena SDM merupakan salah satu ujung tombak lembaga perusahaan untuk dapat terus beroperasi. Dalam proses perekrutan karyawan, perusahaan memiliki kriteria yang harus dipenuhi. Jika suatu perusahaan salah mengambil langkah dalam merekrut karyawan, maka akan berdampak buruk bagi perusahaan di kemudian hari. Kita juga dapat melihat perekrutan karyawan berdasarkan beberapa hal, seperti karakter calon karyawan, keterampilan, latar belakang pendidikan, dan kecerdasannya.
Rekrutmen adalah proses mencari dan menyeleksi calon karyawan untuk posisi atau jabatan tertentu. Proses rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan calon pegawai merupakan kunci utama untuk mewujudkan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional. Karyawan yang berkualitas tidak mudah ditemukan. Rekrutmen ini penting untuk mengetahui apakah kandidat yang melamar perusahaan itu baik atau tidak.
Dari hal ini dapat kita idetifikasi baberapa peran rekrutmen dan seleksi.
Menyiapkan dan mengamankan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan alam perusahaan atau lembaga.
Pintu gerbang bagi karyawan untuk bekerja maksimal guna mendukung pencapaian nilai bagi setiap pemangku kepentingan perusahaan.
Prinsip manajemen yang baik digunakan dalam proses rekrutmen dan seleksi, yang akan membantu perusahaan mencapai keunggulan kompetitif superior performance.
Pengertian Kepemimpinan Tranformational Menurut Para Ahli
Dalam seiring pekembangan zaman, studi tentang kepemimpinan tranformasional telah berkembang. Kepemimpinan transformasional berasal dari dua kata, yaitu petama kepemimpinan (leadership) dan dan kedua transformasional (transformational). Kepemimpinan yaitu tindakan seseorang dalam mengarahkan, mengkoordinasikan, serta mempengaruhi orang lain untuk memilih dan mencapai suatu tujuan yang ditetapkan. Sedangkan transformasi berasal dari kata “to transform”, artinya mengubah sesuatu menjadi berbeda, seperti mejadikan visi menjadi realita, atau mengubah menjadi aktual sesuatu yang potensial. Kepemimpinan tranformasional memiliki empat dimensi diantaranya: idealized influence, motivational inspiration, intelectual stimulation, Individualized consideration. (Akbar & Imaniyati, 2019)
kepemimpinan transformasional merupakan perilaku kepemimpinan yang memberikan inspirasi, pengaruh, mengartikulasi visi untuk membuat perubahan, memahami bawahan, dan untuk mencapai tujuan sekolah memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada bawahan.(Jakiyah et al., 2018)
kepemimpinan transformasional yaitu pemimpin yang melakukan perubahan dalam organisasi nya dan kepemimpinan ini berkaitan dengan beberapa dimensi diantaranya: kuat, mampu membangkitkan inspirasi, memiliki sifat karismatik, percaya diri,mahir merangsang intelektual bawahan secara aktif, Indviidualized Consideration, dan Inspirational Motivation. (Kuswaeri, 2016)
Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan pemimpin dalam mentransformasikan pengaruhnya kepada bawahannya secara efektif melalui idealize influence charismatic (karismatik), inspirational motivation (motivasi inspirasional), intelectual stimulation (stimulasi intelektual) dan individual consideration (perhatian terhadap individu) dalam mengembangkan profesionalismenya. (Maris et al., 2016)
Gaya kepemimpinan tranformasional yaitu kepemimpinan yang mengubah kesadaran, menumbuhkan semangat dan menginspirasi anggota organisasi atau bawahannya agar dapat berusaha ekstra dalam mencapai tujuan organisasi, tanpa merasa terpaksa. Pemimpin transformasional merupakan mempelopor perubahan melalui memberian motivasi dan inspirasi kepada anggota atau bawahannya sehingga lebih kreatif dan inovatif. Gaya kepemimpinan transformasional jika diterapkan kepada anggota atau bawahannya dengan baik dapat memberikan pengaruh yang luar biasa. Dan pemimpin yang memiliki gaya kepemimpian transformasional dapat memberikan arahan kepada anggotanya untuk melihat tujuan organisasi dan mementingkan hal tersebut melebihi kepentingan pribadinya. (Yufita dan Sihotang, 2020)
Kepemimpinan transformasional yaitu pemimpin yang berusaha agar dapat membuat perubahan terhadap nilai (value) sehingga meningkatkan kinerja, motivasi dan kesadaran demi tercapainya tujuan bersama. Pemimpin transformasional memberikan dorongan kepada bawahannya agar berpikir panjang, memilih apa yang sesungguhnya penting, dan berusaha mengubah bawahan atau anggotanya untuk menjadi pemimpin juga. (Taufik, 2020)
Pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang memotivasi bawahannya dalam bekerja untuk tujuan bersama melalui visi dan kepribadiannya yang kuat sehingga dapat memenuhi beberapa harapan perubahan. (Andrianary & Antoine, 2019)
Seseorang pemimpin atau kepala sekolah yang memiliki kepemimpinan transformasional bila menerapkan beberapa komponen perilaku kepemimpinan transformasional, diantaranya: individualized influence perilaku kepemimpinan yang dapat dopercaya, diakui, dan menjdi teladan bagi guru-guru. Inspirational motivation perilaku kepemimpinan yang memberikan motivasi tinggi kepada bawahanya. Intellectual stimulation perilaku kepemimpinan yang memberikan stimulasi dengan cara konstruktif dan inovatif. Individualized consideration pemimpin memberikan perhatian kepada bawahannya secara individual. (Rahayu, 2018)
Berbagai teori mengenai hakikat kepemimpinan transformasional dari para ahli tersebut maka dapat disintesiskan bahwa kepemimpinan transformasional adalah perilaku pemimpin yang melakukan perubahan melalui pemberian inspirasi dan memotivasi kepada pengikutnya untuk mengutamakan kepentingan organisasi dalam mewujudkan ketercapaian visi organisasi.
Dan Adapun indikator kepemimpinan transformasional diantaranya:
1. Idealized influence (pengaruh ideal)
2. Individualized consideration (pertimbangan individual)
3. Inspirational motivation (motivasi inspirasional)
Intellectual stimulation (stimulasi intelektual)
Referensi:
Akbar, L., & Imaniyati, N. (2019). Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 4(2), 176.
Jakiyah, A., Sumardi, & Hidayat, R. (2018). PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU MELALUI PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI. Jurnal Manajemen Pendidikan, 6(2), 663–671.
Kuswaeri, I. (2016). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dasar. Jurnal Manajemen Pendidikan, 2(2), 1–13.
Maris, I. S., Komariah, A., & Bakar, A. (2016). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Kinerja Guru, dan Mutu Sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan, XXIII(2), 173–188.
Yufita dan Sihotang, H. (2020). KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN PEMBERDAYAAN GURU DALAM TRANFORMASI PENDIDIKAN 4.0. Jurnal Dinamika Pendidikan, 13(2), 204–215.
Taufik, M. (2020). PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU. Jurnal Ilmiah, 4(2), 722–736.
Andrianary, M., & Antoine, P. (2019). PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEINOVATIFAN GURU SMA NEGERI KOTA LUBUKLINGGAU. Journal of Administration and Educational Management, 2, 89.
Rahayu, R. S. (2018). Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dasar Negeri. Jurnal Manajemen Dan Supervisi Pendidikan, 2(3), 192–201.
PENGERTIAN ADMINISTRASI
Secara etimologis administrasi berasal dari dua kata yaitu "ad" dan "ministrate". Kata pertama yaitu ad memiliki arti intensif, dan kata kedua yaitu ministrate artinya melayani, memenuhi, dan membantu. Maka secara bahasa dari dua kata ini dapat kita simpulkan administrasi adalah sebuah pelayanan yang intens, khusus atau pelayanan prima.
Sedangkan secara termologi administrasi merupakan serangkaian kegiatan atau proses yang meliputi beberapa elemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelakasanna, pengelolaan.